Selasa, 22 Juli 2008

Yogyakarta city | Yogyakarta | Indonesia | Yogyakarta

Yogyakarta city | Yogyakarta | Indonesia | Yogyakarta
hari ini kita membicarakan pusat kebudayaan di provinsi yogyakarta

MUSEUM BATIK YOGYAKARTA
Museum Batik yang terletak di jalan Dr. Sutomo No.13 Yogyakarta, merupakan museum milik perorangan atas prakarsa keluarga Hadi Nugroho. Museum batik yang pernah mengalami pasang surut ini mempunyai beberapa koleksi :
* kain batik panjang
* kain sarung batik
* motif-motif kain batik
* peralatan untuk membatik.
Para wisatawan yang ingin melihat beberapa koleksi kain batik sampai yang bermutu tinggi bisa mengunjungi museum ini Kegiatan yang rutin Museum Batik Yogyakarta adalah pameran tetap di museum yang dibuka setiap hari Senin s/d Sabtu jam : 09.00 - 15.00. WIB. Hari Minggu dan hari besar tutup.Atas perhatian masyarakat luas, terutama wisatawan asing, yang tidak pernah berhenti mencari batik di Yogyakarta.
sumber :http://wisatabenewskp.blogspot.com/2005_11_01_archive.html

Senin, 14 Juli 2008

Yogyakarta City | Yogyakarta | Indonesia | Yogyakarta

Yogyakarta City | Yogyakarta | Indonesia | Yogyakarta
hari ini kita membicarakan pusat kebudayaan di provinsi yogyakarta

PUSAT KEBUDAYAAN
Pada hakekatnya, seni budaya yang asli dan indah , selalu terdapat didalam lingkungan istana Raja dan di daerah-daerah sekitarnya . Sebagai bekas suatu Kerajaan yang besar , maka Yogyakarta memiliki kesenian dan kebudayaan yang tinggi dan bahkan merupakan pusat serta sumber seni budaya Jawa.Banyak peninggalan seni-budaya yang masih dapat disaksikan di monumen dan candi-candi , istana Sultan yang masih berkaitan dengan kehidupan istana. Kehidupan seni budaya di Yogyakarta tampak masih berkembang pada kehidupan seni tari dan kesenian lainnya.Nilai-nilai budaya masyarakat Yogyakarta , terungkap pula pada bentuk arsitektur rumah penduduk, dengan bentuk joglonya yang banyak dikenal masyarakat di seluruh Indonesia.Seniman - seniman terkenal dan seniman besar yang ada di Indonesia saat ini, banyak yang dididik dan digembleng di Yogyakarta. Sederetan nama seperti Affandi, Bagong Kussudiharjo, Edhi Sunarso, Saptoto, Wisnu Wardhana , Amri Yahya, Budiani,W.S. Rendra, Kusbini, Tjokrodjijo, Basijo, Kuswadji K, Sapto Hudoyo , Ny. Kartika dan lain-lain merupakan nama-nama yang ikut memperkuat peranan Yogyakarta sebagai Pusat Kebudayaan.
sumber : http://wisatabenewskp.blogspot.com/2005_11_01_archive.html

Jumat, 11 Juli 2008

UPACARA BEKTI PERTIWI PISUNGSUNG JALADRI

hari ini kita membicarakan upacara bekti pertiwi pisungsung jaladri yang merupakan upacara yang di adakan di daerah bantul di provinsi yogyakarta

UPACARA BEKTI PERTIWI PISUNGSUNG JALADRI
Pekan ini masyarakat Pantai Parangtritis memulai ritual Upacara Bekti Pisungsung Jaladri. Upacara ini dilaksanakan 2 tahap, yaitu Upacara Bekti Pertiwi, yang dilain tempat disebut “majemuk/rasulan”. Upacara ini dimulai pada hari Senin Pon – Selasa Wage setelah warga memanen padi. Tahun ini jatuh pada hari Selasa Wage tanggal 10 Juni 2008, dimulai pada pukul 09.00 – 11.00 wib diadakan kenduri massal yang merupakan wujud upacara Bekti Pertiwi (syukur atas hasil pertanian yang melimpah). Setelah pulang dari kenduri, warga menyiapkan Upacara Pisungsung Jaladri (prosesi melarung sesaji ke laut selatan) kira-kira pukul 14.00 wib. Tujuan dari upacara ini adalah memohon kepada Tuhan YME agar warga dan pengunjung Parangtritis selamat dalam berwisata serta sebagai ungkapan rasa syukur atas limpahan karunia-Nya.


Demikian beberapa atraksi wisata di Kabupaten Bantul yang terselenggara atas kerjasama masyarakat dan Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Bantul. Atraksi tersebut memperkaya khazanah budaya kita, sehingga dengan menyaksikan acara tersebut diharapakan dapat mempersatukan kita sebagai sesama anak bangsa, menjalin silaturahmi dan persaudaraan.

Kabupaten Nagekeo

hari ini kita akan membicarakan tentang kabupaten Nagekeo

Kabupaten Nagekeo

Kabupaten Nagekeo adalah kabupaten di provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia berdasarkan UU no. 2 tahun 2007. Peresmiannya dilakukan tanggal 22 Mei 2007 oleh Penjabat Mendagri Widodo A.S.. Elias Djo ditunjuk sebagai penjabat bupati.[1]

Pusat pemerintaha Kabupaten Nagekeo berlokasi di Mbay. Luas wilayah 1.386 km persegi dan berpenduduk 110.147 jiwa. Wilayah ini merupakan kabupaten hasil pemekaran dari Kabupaten Ngada. Kabupaten Nagekeo sendiri untuk saat ini secara administrasi terdiri dari 7 kecamatan:

1. Mbay
2. Aesesa
3. Boawae
4. Mauponggo
5. Nangaroro
6. Keo Tengah
7. Wolowae,

dengan 90 desa atau kelurahan.

DPR telah menyetujui Rancangan Undang-Undangnya pada 8 Desember 2006. Kabupaten Nagekeo adalah 1 dari 16 Kabupaten/Kota baru yang dimekarkan pada 2006. Ke-16 Kabupaten/Kota baru tersebut adalah Kabupaten Bandung Barat, Kabupaten Gorontalo Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow Utara, Kabupaten Minahasa Tenggara, Kota Subulussalam, Kabupaten Pidie Jaya, Kabupaten Kayong Utara, Kabupaten Sumba Barat Daya, Kabupaten Konawe Utara, Kabupaten Buton Utara, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Kabupaten Empat Lawang, Kabupaten Batubara, Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Sumba Tengah dan Kota Kotamobagu.

Minggu, 06 Juli 2008

YOGYAKARTA

Whatever Yogyakarta is, or aims to be, this fascinating city with its surrounding jungles, rice fields and mountains lies in the heart of Indonesia's most important ancient empires. In Yogyakarta itself you can visit the impressive Sultan's Palace (the Kraton) under the watchful, but friendly eyes, of a hundred palace guards in their traditional and distinctive uniforms [Click to see photo of Sultan's palace guard in his traditional and distinctive uniform]. You can tour its bustling markets and avenues and purchase arts and crafts created by Java's finest craftsmen and painters. Once you've seen enough of modern Java, you can then head for the countryside and marvel at some of ancient Asia's grandest wonder - the great 8th to 10th century Hindu and Buddhist temples of Prambanan, Borobudur and their subsidiary candis (temple) and shrines that dot the Javanese countryside. Yogyakarta is a place where nothing is learned until it is experienced.

Populations of Yogyakarta

Populations of Yogyakarta

As of 2000, the total population of Yogyakarta Special Region amounted to 3.311.812. The majority of residents of the Yogyakarta Special Region are Javanese whose language derives from ancient Sanscrit. However, as Yogyakarta is considered to be "Indonesia's academic city" due to the numerous centers for higher learning, many of the inhabitants are student who come from all over Indonesia to study.

Culture of Yogyakarta

Culture of Yogyakarta

As the former capital and the center of several kingdoms in the past, Yogyakarta and its people are very rich in its cultural heritage. Civilization, art and culture had developed respectively in the era of the ancient Mataram Kingdom (17th - 18th century), and the Sultanate Ngayogyakarto from the mid of 18th century up to today. It should be noted that the cultural heritage from the past includes the magnificent temples, the ruins of palaces and monasteries, the various kind of traditions, cultural events, traditional folk [Click to hear Yogyakarta's traditional folk song] and performing arts, architecture and other traditional activities.

It is important to note that this is all part of the living culture of Yogyakarta and color of daily activities of live and behavior of the local inhabitants, particularly the Javanese community with its traditional way of life and customs [Click to see photo of Yogyakarta's happy woman and her baby]. Therefore, because of its culture richness and heritage, Yogyakarta has long been known as the cradle of Javanese culture.